Pusat ternak cacing di malang dan sekitarnya

Advertisement
Bagi sebagian orang, cacing tanah adalah salah satu binatang yang menjijikan. Namun dibaliknya bentuknya yang nampak menjijikan itu ternyata cacing tanah dapat dijadikan peluang usaha yang sangat potensial.

Sudah banyak yang membuktikan bahwa cacing dapat menjadi sumber pencetak uang. Sebut saja Adam, ia adalah peternak cacing tanah yang sudah sukses. Tak main-main, dia bisa mendapatkan uang jutaan rupiah dalam sehari.

Nah, pada kesempatan kali ini Peternak GAUL akan mengajak anda untuk mengenal lebih dekat tentang Adam, mulai dari awal terjun ke dunia budidaya cacing, suka duka selama budidaya cacing sampai melirik berapa omzet per bulannya. Penasaran, yuk langsung saja kita berkenalan dengan beliau.

Adam, Si Bapak Cacing Dari Malang

Pusat ternak cacing di malang dan sekitarnya
Adam begitu ia disapa sehari-hari. Pria asal Malang, Jawa Timur ini mempunyai nama lengkap Abdul Azis Adam Maulida ST. Di tanah kelahirannya inilah ia merintis karirnya sebagai seorang peternak cacing tanah

Kuliahnya Di Teknik Industri, Kerjanya Jadi Karyawan Parbrik Buku, Suksesnya Jadi Peternak Cacing Tanah


Tamatan SMA N 3 Malang ini dahulunya menempuh gelar sarjana S1 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Lulus kuliah pada tahun 2000 lantas bekerja di PT. Tjiwi Kimia di Mojokerto, Jawa Timur sampai tahun 2010.

Akhirnya setelah sepuluh tahun bekerja di pabrik buku itu, ia memutuskan untuk keluar. Keputusannya ini memang terbilang nekat, bahkan dia sempat ditentang oleh orang tuanya. Lah kamu itu piye toh nang, wong tinggal nunggu gaji bulanan saja kok malah keluar mau buka usaha yang belum pasti bulanannya, begitu mungkin pikir sang ibu.

Adam keluar bukan tanpa alasan, menurutnya kerja di perusahaan itu membuat orang sulit berkembang karena mereka harus menaati peraturan-peraturan yang berlaku di perusahaan, sementara di luar perusahaan banyak sekali peluang yang menanti.

Budidaya Cacing Adalah Bisnis Yang Tak Sengaja


Kesuksesan yang didapat Adam sekarang ini bukan tanpa liku. Setelah keluar dari pabrik buku, ia mencoba bisnis budidaya belut yang memang pada saat itu sedang ngetren. Tak tanggung-tanggung, ia menggelontorkan modal sebanyak 20 juta untuk memulai usahanya ini.

Namun ternyata usahanya gagal. Setelah 6 bulan mencoba, banyak belutnya yang mati padahal ia sering mengikuti seminar pembiakkan belut. Akhirnya ia menghentikan bisnisnya ini.

Kini yang tersisa hanyalah pakan belut, yaitu cacing tanah sebanyak 4 kilogram. Dia lalu mengamati, ketika semua belutnya mati, justru cacing-cacingnya yang masih bertahan bahkan berkembang. Dari situlah Adam mendapatkan ide untuk membudidayakan hewan dengan nama latin Lumbricus rubellus ini.

Lantas ia belajar seluk beluk budidaya cacing tanah. Selain belajar dari buku, Adam juga belajar secara otodidak dengan praktik-praktiknya langsung di lapangan. Tepatnya pada tanggal 20 Agustus 2010, ayah satu anak ini mulai membiakkan cacing tanah di rumahnya.

Dengan modal Rp 200.000 Adam lalu membeli indukan cacing. Untuk tempatnya, ia membeli kotak kayu yang berukuran 40 cm x 50 cm yang disusun secara bertingkat sebanyak 12 rak. Dengan demikian Adam tidak memakan banyak lahan untuk bisnisnya ini.

Dalam budidaya cacing, Adam tak pernah membeli pakan untuk cacing-cacing miliknya. Ia hanya memanfaatkan limbah rumah tangga maupun limbah pasar sebagai pakannya. Jadi tak ada dana tambahan selama proses pembudiayaannya.

Menemukan Pasar Adalah Kunci Utamanya


Adam mengaku, pada awal membudidayakan cacing ia belum mendapatkan pasar sama sekali. Hingga pada akhir tahun 2010 ada seorang pemilik pemancingan datang kepadanya untuk memesan cacing miliknya. Dari situlah pasarannya meluai terbuka.

Awal beternak, Rumah Cacing Adam hanya mampu memproduksi sekitar 20 kg cacing tiap bulannya. Namun sekarang, Adam sudah bisa memproduksi sekitar 7 ton cacing setiap minggunya. Omzetnya pun meningkat tajam, dalam sebulan Adam bisa mengantongi uang sampai 300 juta.

Pemberdaya Masyarakat Sekitar


Nama Adam semakin di kenal oleh warga Malang. Bahkan pada tahun 2011 ia mendapat order untuk memasok cacing dari Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur. Namun sayangnya Adam belum sanggup untuk mencukupi permintaan itu karena rumah cacingnya belum bisa memproduksi 1 ton cacing per bulan seperti yang diminta oleh Dinas Peternakan.

Karena itu, akhirnya Adam menularkan ilmunya ke orang lain. Dia melakukan berbagai sosialisasi mengenai cacing ke sekitar warga Malang, sekaligus mengajak orang untuk ikut serta dalam membudidayakan cacing tanah.

Namun, cara itu belum berbuah banyak. Hanya dua orang yang tertarik untuk bergabung dengan Adam. Lantas Adam pun membentuk sebuah paguyuban yang diberi nama Kelompok Usaha Tani Sri Mulyo.

Untuk menjangkau lebih banyak partner, Adam lalu mengembangkan sistem plasma yang lebih terkoordinasi. Dalam sistem plasma ini, setiap orang yang akan bergabung akan mendapat pelatihan darinya di Rumah Cacing. Selanjutnya Adam akan membeli cacing  hasil panen setiap anggota plasma.

Tercatat lebih dari 5.000 orang bergabung sebagai mitra plasma Adam. Setiap anggota plasma sanggup menyetorkan 10-200 kg cacing tiap minggunya. Tidak hanya bermanfaat untuk memberdayakan warga, program plasma Adam pun mendapat penghargaan dari pemerintah karena dapat mengurangi limbah organik yang ada di lingkungan. Bahkan sekarang Adam telah bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang. Dari program plasma ini pula Adam dianugrahi Lestari Lingkungan Alam oleh Walikota Malang pada tahun 2012.
Advertisement
Pusat ternak cacing di malang dan sekitarnya | Blogs Multiraya | 5

5 comments: