cara ternak dan budidaya cacing lumbricus

Advertisement
Cara budidaya cacing Lumbricus Rubellus itu sebenarnya sangatlah mudah, cara perawatannya juga tidak jauh berbeda dengan jenis cacing tanah lainnya, yang paling penting adalah sarang/media tumbuh yang harus cocok dengan kehidupan cacing tanah. Selain media tumbuh yang harus kita siapkan adalah tentunya bibit cacing Lumbricus Rubellus, dan bibit yang unggul sebaiknya yang akan kita gunakan. Untuk membuat media tumbuh yang akan kita gunakan sebagai budidaya cacing Lumbricus Rubellus haruslah sesuai dengan tempat hidup cacing dan pH tanah harus di ukur dengan kertas lakmus dan suhu dengan thermometer.
ternak dan budidaya cacing lumbricus
 Cara seperti itu memang sangat simpel dan mudah, namun saya sarankan tidak perlu menggunakan 2 alat tersebut agar lebih menghemat pengeluaran biaya awal usaha cacing tanah yang akan kita bangun. Cara pengetesan apakah pH tanah sudah cocok dengan lingkungan hidup si cacing maka, saat menebarkan bibit jangan kesemuanya di masukkan, namun ambil beberapa saja sekitar 15 ekor, masukkan kedalam media hidup di permukaan dan jika pH tanah sudah sesuai dengan keinginannya maka cacing yang sudah kita masukkan kedalam media tumbuh tadi akan bersarang dan tidak ada yang keluyuran. Jika terdapati cacing tidak betah untuk bersarang di media yang telah kita buat maka, cacing akan kelayapan tidak berarah dan kebingungan.

Dan jika hal tersebut terjadi, para bibit cacing yang telah kita masukkan kedalam media tumbuh berkeliaran dan tidak masuk bersarang, maka yang harus kita lakukan adalah menyaring kembali media tumbuh dengan menyiram air, sampai air yang keluar tidak ada air yang berwarna cokelat menetas. Patokannya adalah media tumbuh harus selalu basah, namun jangan sampai tergenang air, jika tergenang air cacing akan mati.
ternak dan budidaya cacing lumbricus
Tahap selanjutnya untuk mengetahui apakah cacing sudah betah atau belum betah dengan media tadi, tunggu selama 12 jam, dan jika cacing tetap nyaman dengan rumah barunya maka segera masukkan bibit-bibit cacing yang lainnya dengan secara yang merata. Setelah bibit selesai di masukkan kedalam media tumbuh, maka tutup media tumbuh dengan pelepah pisang,plastik,atau benda lain yang dapat membuat media tumbuh rindang dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Setiap tempat untuk budidaya cacing Lumbricus Rubellus sebaiknya terbuat secara terpisah, bisa menggunakan ember atau bahan lainnya dengan ukuran kira-kira 50 x 40 x 30 cm, dengan ukuran wadah tersebut akan mampu menampung sekitar 100-130 ekor bibit. Referensi lainnya saya pernah membaca ulasan tentang ukuran wadah cacing tanah di internet menyatakan bahwa sebaiknya dengan ukuran 1 meter persegi dapat di isi dengan 0,50 kg bibit cacing.

Cara Pemberian Pakan Cacing Lumbricus

Untuk tata cara pemberian pakan cacing Lumbricus Rubellus juga sama seperti cacing lainnya, memang pembuatan media tumbuh untuk budidaya cacing Lumbricus Rubellus adalah sebagai makanan dan sekaligus sarang. Tetapi cacing juga sama seperti binatang lainnya yang suka makan, dengan makanan yang terbaru adalah hal yang paling di sukai cacing. Cacing menyantap makanan yang berasal dari bahan-bahan organik seperti sampah organik dapur, kotoran binatang ternak, bangkai ternak  dan bahan organik lainnya yang mudah di cerna oleh cacing.

Setiap harinya cacing membutuhkan makanan dengan perbandingan 1:1 dengan tubuhnya, jika berat bibit yang di tebar 1kg, maka satu harinya akan memerlukan makanan sebanyak 1kg pula. Pemberian sangat mudah yaitu memberikan makanan yang sudah di tumbuk halus di atas permukaan media tumbuh, berikan secara merata dan selanjutnya tutup wadah tempat budidaya cacing agar cacing cepat naik ke permukaan dan memakan pakan yang telah kita berikan. Pemberian tidak boleh asal, harus dengan takaran 1:1, namun jika pakan masih tersisa banyak berilah pakan tambahan sekiranya sama dengan makanan yang di butuhkan oleh Cacing Lumbricus setiap harinya yaitu dengan perbandingan 1:1 dengan tubuhnya.

Ingat pemberian pakan yang paling bagus adalah bahan organik seperti ; sampah organik atau sampah dapur, kotoran ternak. Kotoran ternak yang akan kita gunakan sebagai pakan cacing sebaiknya dalam keadaan yang matang, bukan kotoran yang baru. Karena kotoran yang baru di keluarkan dari tubuh binatang ternak masih dalam proses penguraian dan tentunya kotoran itu akan menghasilkan hawa panas yang dapat membunuh cacing. Untuk mengatasi hal ini, kotoran yang baru tersebut harus di diamkan beberapa hari baru bisa di berikan sebagai pakan cacing, dan pemberian sebaiknya di lakukan dengan secara bertahap jangan memberinya sekaligus, jika pemberian di lakukan sekaligus di khawatirkan akan membuat temperatur menjadi naik dan dapat mematikan cacing Lumbricus Rubellus yang telah kita budidayakan.

Beberapa ini adalah rahasia pemberian pakan Cacing Lumbricus Rubellus yang tepat dan paling efektif :

  1. Agar cacing Lumbricus Rubellus cepat memproduksi Kokon (telur cacing) maka pakan yang di berikan sebaiknya adalah kotoran binatang ternak yang sudah matang (sudah di diamkan beberapa hari) dengan campuran kompos hijau (dedaunan dan tanaman). Pemberian pakan ini di lakukan dengan perbandingan kotoran binatang ternak dan kompos hijau yaitu 30:70.
  2. Agar cacing Lumbricus Rubellus menjadi gemuk pakan yang di berikan sebaiknya adalah kotoran hewan ternak yang sudah matang yang sudah di campur dengan kompos hijau dengan ukuran perbandingan 2:1. Alternatif lain yaitu dengan memberi kompos hijau dengan campuran bubur kertas bekas dengan ukuran perbandingan 1:1
  3. Agar cacing menjadi berkualitas bisa di beri pakan dengan campuran dedak dan konsentrat, namun sebelumnya kedua bahan ini sudah di hancurkan agar cacing dapat dengan mudah mengonsumsinya.

Hal-Hal penting yang harus di lakukan untuk pemberian pakan cacing Lumbricus Rubellus
  1. Pakan yang berasal dari kotoran hewan ternak, caranya di masukkan di dalam wadah, di beri air dan di aduk sehingga hancur seperti bubur
  2. Bubur pakan di berikan dengan cara meratakan bubur pakan di atas permukaan media tumbuh, namun jangan sampai menutupi seluruh bagian media tumbuh (sisakanlah).
  3. Pakan tersebut di tutup dengan debog (pelepah pisang jawa) atau bisa menggunakan plastik agar cacing cepat menyantapnya.
  4. Jika pakan tersebut tidak habis dan tersisa, maka ambil pakan tersebut kemudian aduk dengan pakan yang baru, dan pemberian hendaknya di kurangi agar sesuai dengan kebutuhan cacing.
  5. Pemberian pakan untuk cacing Lumbricus Rubellus ini harus di lakukan setiap hari dan berkelanjutan.
Perkembangbiakan Cacing Lumbricus Rubellus

Pada dasarnya dalam budidaya Cacing Lumbricus untuk sama seperti jenis cacing lainnya adalah yang termasuk hewan jenis rendah dan di kenal dengan hermaphrodite, yaitu binatang yang mempunyai 2 alat reproduksi dengan jantan dan betina. Untuk proses berkembang biak cacing ini tidak dapat melakukan pembuahan dengan sendiri, cacing memerlukan pasangan untuk proses pembuahan. Perkawinan terjadi dengan metode meletakkan bagian belakang dengan posisi yang saling berlawanan dan diperkuat dengan seta.

Jika proses pembuahan telah terjadi maka cacing akan mengeluarkan Kokon (telur) yang nantinya akan menetas menjadi anak cacing. 1 Kokon jika menetas biasanya akan menghasilkan anak cacing sekitar 4-7 ekor, dan cacing tanah akan tumbuh dewasa (dengan pertumbuhan normal) antara sekitar 2-3 bulan lamanya. Cacing Lumbricus Rubellus dapat menghasilkan 1000 anak selama satu tahun karena jika di budidayakan cacing ini akan lebih bagus perkembangbiakannya, sangat berbeda dengan di alam bebas yang kesusahan menemukan pasangan, makanan, dan serangan berbagai hama.

Cara Pemeliharaan Cacing Lumbricus Rubellus

Mengenai Cara Pemeliharaan Cacing Lumbricus Rubellus memanglah tidak sesulit seperti yang ada di bayangan kita, terutama untuk pemula tentunya ragu tentang bagaimana cara perawatan agar cacing dapat berkembangbiak dan tumbuh dengan baik. Cacing merupakan binatang yang takut dengan sinar/cahaya, jadi untuk pemeliharaan yang pertama adalah dengan kandang/tempat yang aman dari sinar matahari, selain sinar yang perlu di hindari adalah dari air hujan, jadi cacing tidak boleh terkena air hujan hal ini dapat membuat cacing terendam dan akhirnya mati.

Pembuatan wadah/kandang untuk cacing harus di tempat yang teduh yang aman dari kehujanan dan sinar matahari. Jika kandang sudah mencapai tingkat aman, selanjutnya adalah menjaga kelembapan media, media harus sedikit di siram dengan percikan air, dan jangan sampai kebanyakan dan akhirnya cacing akan terendam dan mati. Kandang cacing harus selalu tertutup/terlindungi dengan penutup agar cacing merasa aman, dapat menggunakan pelepah pisang,daun pisang, kertas/koran, dan benda lain yang dapat menutup permukaan media. Untuk media selain daun pisang dan pelepah pisang harus selalu di basahi, agar kelembapan tetap terjaga.

Selain tentang peletakan kandang yang teduh dan aman dari air hujan dan sinar matahari juga kelembapan media selanjutnya adalah menjaga cacing dari binatang pemangsa seperti; semut, cecak, angsa, ayam, burung, tikus, lintah, kecoa, dll. Tentunya hal ini sangat penting karena hama adalah musuh nomor satu yang harus di hindari oleh pembudidaya cacing. Dalam pemeliharaan cacing di bedakan menjadi 3 tingkatan yaitu :
  1. Tingkat pertama, tahapan ini adalah perkembangan yang di mulai dari menetasnya anak cacing dari Kokon sampai dengan umur 2,5 sampai 3,5 bulan. Dan pada tahap ini cacing sudah dapat di pasarkan untuk bakalan induk/bibit.
  2. Tingkat kedua, pada tahapan ini cacing yang di maksud adalah berumur 4 sampai dengan 7 bulan, dan saat umur tersebut cacing sedang produktif untuk menghasilkan Kokon (telur cacing).
  3. Tingkat ketiga, dimana pada tahapan ini cacing sudah menua dan sudah tidak produktif lagi, cacing yang di masksud adalah berumur 7 bulan keatas, dan sebaiknya di jual, bukan untuk indukan.
Pemeliharaan yang tepat tentunya harus di imbangi dengan penanganan hama yang tepat pula, karena cacing mempunyai banyak hama yang sangat merugikan. Cacing merupakan binatang tidak bertulang belakang dan kaya akan protein dan sumber makanan lain yang di butuhkan hampir semua binatang. Hama bisa berasal dari hewan peliharaan seperti binatang dalam kategori unggas yaitu; ayam, angsa, bebek, burung. Hama juga dapat berasal dari binatang liar seperti; musang, linsang, garangan, kodok, dan masih banyak binatang lainnya yang akan mengusik keberadaan cacing kita untuk dijadikan sebagai makanannya.

Tugas kita adalah menghindarkan cacing dari itu semua, menyimpan cacing di tempat yang aman dengan memberikan perlindungan jaring atau pagar yang mampu mencegah pemangsa masuk kedalam area kandang. Bahaya lain adalah semut, semut juga merupakan hama yang harus kita hindari, caranya cukup mudah tempatkan cacing diatas meja atau tempat lain yang memiliki kaki, dan kaki-kaki tersebut di masukkan kedalam magkuk atau ember lalu ember atau mangkuk di isi dengan air, makan cacing akan aman dari serangan semut.

Cukup mudah ulasan tentang  budidaya cacing Lumbricus Rubellus, dan dari semua coretan saya diatas semoga Anda faham dan mampu mengaplikasikan untuk memulai bisnis cacing tanah Anda.
Advertisement
cara ternak dan budidaya cacing lumbricus | Blogs Multiraya | 5

0 comments:

Post a Comment